Sulit dipahami, manipulatif, dan pengacau. Redaktur Eksekutif New York Times, Bill Keller, menggunakan tiga kata sifat itu untuk mendeskripsikan sosok Julian Assange, pendiri situs Wikileaks, di sampul depan majalahnya.
Seolah tak puas dengan penggambaran itu, mantan juru bicara Wikileaks, Daniel Domscheit-Berg, mengungkap lebih banyak keburukan Assange di dalam buku terbarunya, 'Inside Wikileask: My Time With Julian Assange at the World's Most Dangerous Website'.
Namun, dari sekian banyak kata cemooh, Domscheit-Berg begitu tertarik menyebut Assange sebagai sosok pembenci kucing.
Dalam kutipan yang dipublikasikan majalah Vanity Fair, Februari lalu, Domscheit-Berg menulis, "Assange selalu terlibat pertempuran sengit untuk dominasi kekuasaan, bahkan dengan kucing saya, Mr Schmitt."
Domscheit-Berg menggambarkan Mr Schmitt sebagai makhluk menggemaskan, malas, sedikit pemalu dengan bulu abu-abu putih dan khas dengan jalan lemah gemulai.
Domscheit-Berg yang pernah tinggal bersama Assange di Wiesbaden mengatakan bahwa, Assange selalu memusuhi dan menyerang kucingnya. "Dia selalu mengarahkan jari-jarinya membentuk cakaran untuk menjerat leher kucing saya," tulisnya. "Ia seperti ingin beradu cepat saling terkam."
Sesekali Assange berhasil melumpuhkan Schmitt ke lantai. Sesekali Assange kewalahan menghadapi cakaran Shmitt. Yang pasti, Assange lebih suka menyerang di saat Schmitt lengah. "Saat saya tanya kenapa suka permainan itu, Assange mengatakan bahwa itu bagian dari latihan kewaspadaan."
Jika selama ini Assange ketakukan menjadi incaran operasi khusus Amerika yang ingin mengekstradisinya, mungkin kini Assange juga perlu waspada incaran organisasi penyayang binatang, PETA.
Seolah tak puas dengan penggambaran itu, mantan juru bicara Wikileaks, Daniel Domscheit-Berg, mengungkap lebih banyak keburukan Assange di dalam buku terbarunya, 'Inside Wikileask: My Time With Julian Assange at the World's Most Dangerous Website'.
Namun, dari sekian banyak kata cemooh, Domscheit-Berg begitu tertarik menyebut Assange sebagai sosok pembenci kucing.
Dalam kutipan yang dipublikasikan majalah Vanity Fair, Februari lalu, Domscheit-Berg menulis, "Assange selalu terlibat pertempuran sengit untuk dominasi kekuasaan, bahkan dengan kucing saya, Mr Schmitt."
Domscheit-Berg menggambarkan Mr Schmitt sebagai makhluk menggemaskan, malas, sedikit pemalu dengan bulu abu-abu putih dan khas dengan jalan lemah gemulai.
Domscheit-Berg yang pernah tinggal bersama Assange di Wiesbaden mengatakan bahwa, Assange selalu memusuhi dan menyerang kucingnya. "Dia selalu mengarahkan jari-jarinya membentuk cakaran untuk menjerat leher kucing saya," tulisnya. "Ia seperti ingin beradu cepat saling terkam."
Sesekali Assange berhasil melumpuhkan Schmitt ke lantai. Sesekali Assange kewalahan menghadapi cakaran Shmitt. Yang pasti, Assange lebih suka menyerang di saat Schmitt lengah. "Saat saya tanya kenapa suka permainan itu, Assange mengatakan bahwa itu bagian dari latihan kewaspadaan."
Jika selama ini Assange ketakukan menjadi incaran operasi khusus Amerika yang ingin mengekstradisinya, mungkin kini Assange juga perlu waspada incaran organisasi penyayang binatang, PETA.
0 comments:
Post a Comment