Satu lagi hewan pengerat baru yang hidup di atas pohon ditemukan baru-baru ini di Atlantic Forest, salah satu ekosistem yang parah dilanda masalah di Brasil, demikian laporan satu media pada Jumat (18/3).
Hewan sepanjang satu kaki itu, yang dinamakan tikus gunung berbintik putih atau Drymoreomys albimaculatus, hidup pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut di gugusan gunung di Brasil tenggara, kata ahli biologi Alexandre Percequillo kepada surat kabar Folha de Sao Paulo.
"Satu misteri evolusi tersimpan pada spesies pengerat ini sebab spesies terdekat dengannya hidup di lembah kering di Pegunungan Ande, Peru," kata Percequillo, peneliti di University of Sao Paulo, yang menggambarkan spesies baru tersebut di Zoological Journal of the Linnean Society.
"Kenyataan bahwa kedua spesies itu berasal dari kelompok khas wilayah gunung mungkin menjelaskan kesamaan mereka," kata Percequillo. Hewan pengerat tersebut memiliki "bantalan" di bagian bawah kakinya dan di antara jari-jarinya, sehingga memungkinkannya menyusuri cabang pepohonan. Dari tempat itu, hewan pengerat tersebut bergantung.
Terlalu dini untuk memastikan apakah spesies itu terancam punah, kata Percequillo. Atlantic Forest, yang pernah menutupi 15 persen wilayah Brasil, saat ini berkurang jauh. Kerusakannya diduga antara lain terjadi akibat urbanisasi, pembuatan lahan pertanian dan pembalakan.
Hewan sepanjang satu kaki itu, yang dinamakan tikus gunung berbintik putih atau Drymoreomys albimaculatus, hidup pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut di gugusan gunung di Brasil tenggara, kata ahli biologi Alexandre Percequillo kepada surat kabar Folha de Sao Paulo.
"Satu misteri evolusi tersimpan pada spesies pengerat ini sebab spesies terdekat dengannya hidup di lembah kering di Pegunungan Ande, Peru," kata Percequillo, peneliti di University of Sao Paulo, yang menggambarkan spesies baru tersebut di Zoological Journal of the Linnean Society.
"Kenyataan bahwa kedua spesies itu berasal dari kelompok khas wilayah gunung mungkin menjelaskan kesamaan mereka," kata Percequillo. Hewan pengerat tersebut memiliki "bantalan" di bagian bawah kakinya dan di antara jari-jarinya, sehingga memungkinkannya menyusuri cabang pepohonan. Dari tempat itu, hewan pengerat tersebut bergantung.
Terlalu dini untuk memastikan apakah spesies itu terancam punah, kata Percequillo. Atlantic Forest, yang pernah menutupi 15 persen wilayah Brasil, saat ini berkurang jauh. Kerusakannya diduga antara lain terjadi akibat urbanisasi, pembuatan lahan pertanian dan pembalakan.
0 comments:
Post a Comment