Sepatu meiliki peran penting dalam (menunjukkan) identitas manusia. Hal itu diungkapkan, Sonja Bata, pendiri Bata Shoe Museum di Toronto, Kanada. Seperti halnya, busana, di awal kemunculannya, sepatu diciptakan lebih untuk sekedar melindungi. Namun dalam perkembangannya sepatu berevolusi menjadi sesuatu yang mengarah pada pembentukan indentitas seseorang. Bagaimana sepatu bercerita tentang laki-laki, dibahas secara menarik oleh Eisman K., dalam bukunya yang berjudul How to Tell A Man By His Shoes, yang diterbitkan Pan Macmillan Australia (2002). Anda ingin tahu si dia? Berikut ini uraiannya:
1. Sneaker. Sporty, muda, nyaman dan santai. Begitulan kesan yang bisa muncul dari sepasang sneaker. Baik itu terbuat dari kanvas, fabric maupun bahan yang lebih mewah seperti kulit. Sepatu ini dibuat dengan mengutamakan kenyamanan dan membuat pemakaianya betah jalan. Penyuka sneaker umumnya tidak terlalu peduli pada penampilan. Mereka memuja kenyamanan melebihi segalanya. Mereka tipe outgoing personality, bersemangat, suka bepergian serta memiliki opini yang kuat. Mereka juga sangat suka kebebasan dan tidak suka dikekang. Lelaki yang memilih sneaker karya desainer, selain bersemangat, konon adalah tipe ambisius, punya motivasi tinggi dan bersemangat. Sedangkan pemakain bowling shoes biasanya suka berkomunikasi da sangat romantic. Pemilihan model bold, dengan pilihan warna warni yang berani menggambarkan jiwa muda dan semangat tinggi
.
2. Boot. Orang prancis menyebutnya ‘butt’ yang artinya water bucket (timba air). Namanya lantas menjadi boute dan akhirnya dikenal sebagai boot. Salah satu model paling popular di kalangan laki-laki adalah cowboy boot yang individulis, independen, kuat dan terasing dari peradaban. Lelaki bersepatu boot adalah tipe yang suka suka bertualang dan suka hal-hal mandiri. Boot adalah symbol ototritas, pencapaian dan stabilitas. Penelitian menunjukkan bahwa kaum perempuan melihat lelaki bersepatu boot sebagai sosok yang menarik dan macho. Pria bersepatu boot dengan ornament menunjukkan pemakainya cenderung narsis. Sedangkan boot dengan ujung runcing memperlihatkan ambisi besar. Sementara bentuk depan cenderung kotak mengisyaratkan percaya diri tinggi dan memiliki selera humor bagus. Pemakai biker’s boot menunjukkan tipe control freak dan menyukai kebebasan. Cowboy yang modern biasanya memilih hiking boot yang macho untuk menunjukkan bahwa ia siap melakukan petualangan (sekalipun tindak menginginkannya).
3. Sepatu Sandal. Ini adalah salah satu bentuk alas kaki tertua dan paling sederhana yang ditemukan ribuan tahun yang lalu. Di zaman batu,s andal ditemukan secara spontan untuk melindungi kaki dari unsur-unsur asing di lingkungannya. Lantas menyebar ke Negara-negara mediteranian. Menurt Eisman, lelaki pemakai thong kelihatannya mungkin kasar, tapi sesungguhnya hatinya halus. Para pemimpi dan melankolis biasanya menyukai sepatu sandal untuk merepresentasikan pribadi gentle dan jiwa yang halus. Mungkin itu menjelaskan mengapa tipe seniman banyak menggunakan sepatu sandal (plus celana kain) dalam penampilannya.
4. Moccasin. Menilik sejarahnya, sepatu jenis ini berawal dari alas kaki yang digunakan bansa Mongol ketika berimigrasi melintas Bearing Straight 9 (sekitar 30.000 BCE). Mereka menggunakan kulit sapi untuk membungkus kaki dan dikat dengan tali. Alas kaki sejenis dipakai suku Indian yang tinggal di tepian sungai Okinawa. Mereka menghias dengan rumbai-rumbai dan batu warna-warni. Moccasin modern dipopulerkan oleh Gucci yang membuatnya dari kulit sapi dengan hiasan logam di atasnya. Konon, 2 lingkaran yang biasa menghias sepatu ini adalah simbul testikel yang ditemukan pada beberapa suku asli. Sepatu jenis ini pada perkembangannya banyk dipakai untuk kegiatan santai para jet-set atau keluarga bangsawan. Tak jauh beda dengan sekarang. Anda akan banyak menemui para pemakai moccasin –biasany juga disebut loafer- dengan kombinasi polo shirt dan celana kain. Lebih spesifik lagi, mereka biasanya mengendarai mobil jenis SUV (sport utility vehicles) –perpaduan antara jip dan sedan atau sedan sporty. Pria penyuka moccasin umumnya adalah pribadi sukses, matang dan charming. Mereka juga tipe orang yang mengahargai kualitas ketimbang trend. Orang –orang ini juga suka terlihat cool dan menjalani hidup yang seimbang. Merek juga tipe pria ‘sekolahan’ dan memiliki manner yang bisa dibanggakan. Tapi sebalinya, mereka menuntut tipe yang ‘sebanding’ dalam memilih pasangan.
5. Clog. Sepatu kayu bersol ini biasanya dipakai orang-orang Skandinavia. Ada 2 tipe, sabot (sepatu kayu) dan jenis yang lebih fashionable dengan sol dengan kulit diatasnya. Di sini mungkin Anda jarang melihat pria dengan sepatu kayu. Salah satu kemungkinan seorang laki-laki bersepatu kayu adalah bila ia memiliki profesi sebagai juru masak (chef). Penyuka clog sering disebut sebagai pemilik pribadi yang aneh dan kompleks. Sekali ia memiliki clog, ia akan memakai clog untuk selamanya. Salah satu penyuka clog yang terkenal adalah Brian May (Gitaris Queen).
6. Formal Shoes. Di sini, orang biasanya menyebutnya denga pantofel atau sepatu kantoran. Bentuknya bisa slip-on atau lacing shoes dengan sedikit heel. Namun umumnya terbuat dari kulit gelap seperti cokelat, hitam atau bergundi. Kalau Anda menjumpai lelaku dengan sepatu semacam ini di kantor (terutama kantor-kantor formal) tentu saja sulit untuk menebaknya. Karena sepatu macam ini hampir seragam dipakai para lelaki kantoran. Nah, kalau ia menggunakan di luar kantor, Anda baru bisa menbaknya. Umumnya lelaki yang suka menggunakan sepatu jenis ini dalam berbagai kesempatan, tergolong tipe serius dan sulit beradaptasi. Sikapnya tegas dan pendiriannya kuat. Ia juga tipe orang yang suka mengatur dan suka kekuasaan. Nah bila ia menyukai sepatu dengan tampilan mengilat dengan ornament logam meriah, ia adalah tipe yang suka menjadi pusat perhatian dan sangat mencintai dirinya
0 comments:
Post a Comment